Sabtu, 19 Oktober 2019

Kunci Meraih Sukses Menghafal al-Qur'an


KUNCI MERAIH SUKSES MENGHAFAL AL-QUR'AN

Pada tanggal 17 Oktober 2019, Pesantren Al-Qur'an Asy-Syahadah mitra Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Jogoroto Jombang, mengadakan acara kajian dengan tema: Kunci Meraih Sukses Menghafal al-Qur'an. Dalam acara tersebut,  Prof. Dr. KH. Sahid HM, M.Ag., M.H. selaku Pengasuh Pesantren Al-Qur'an Asy-Syahadah Surabaya, menjelaskan bahwa al-Qur'an adalah wahyu Allah yang memberikan petunjuk kepada manusia dan menjadi pedoman hidup. Al-Qur'an diturunkan oleh Allah sebagai mukjizat dan tidak satu pun karya manusia yang bisa menandinginya. Membaca al-Qur'an meskipun tanpa menggunakan instrumentalia, orang yang membaca dan mendengarkan dapat meresapi bacaan al-Qur'an.  Oleh karena itu, orang yang menghafal al-Qur'an diberikan kemudahan dan tidak akan mengalami kesulitatan.


Senada dengan apa yang disampaikan oleh Kiai Sahid, KH. Ainul Yakin, S.Q. selaku Pengasuh Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Jogoroto Jombang, memberikan penjelasan bahwa menghafal al-Qur'an itu harus diresapi dengan hati, direnungkan dangan fikiran dan diimplementasikan dengan tindakan. Kiai Yakin kemudian memberikan kunci meraih sukses menghafal al-Qur'an, salah satunya adalah habituasi, yaitu metode pembiasaan. Jika membaca al-Qur'an dijadikan kebiasaan, maka al-Qur'an dengan sendirinya mudah dihafal. Santri yang meghafal al-Qur'an, kebosanan terkadang menghinggapi. Hanya saja, jika rutinatas membaca al-Qur'an dilakukan, kebosanan itu dengan sendirinya akan hilang. Untuk menumbuhkan kebiasaan, pada awalnya teori "pokso" perlu dilakukan. Secara bertahap, kebiasaan akan muncul dan pemaksaan akan halang,  kemudian istiqamah menjadi kebiasaan.

Untuk mempermudah menghafal al-Qur'an, membaca al-Qur'an jangan dilakukan dengan hentakan-hentakan yang justru akan mempersulit karena konsentrasi menjadi terpecah. Membaca al-Qur'an harus dengan tartil dan irama yang lembut. Tajwid harus diperhatikan secara baik. Dengan ilmu tajwid, bacaan al-Qur'an menjadi berirama dan sesuai tata aturan bacaan al-Qur'an. Selain itu, fashahah dalam pembacaan al-Qur'an harus diterapkan. Jika membaca al-Qur'an dilakukan dengan fashahah, kemudahan dalam menghafal akan didapatkan.




Untuk memperkuat hafalan al-Qur'an, Kiai Yakin mewajibkan santri melakukan muraqabah dengan membaca al-Qur'an 10 juz dalam sehari semalam. Dengan demikian, 3 hari sekali santri dapat menghatam al-Qur'an. Rutinitas semaacam ini akan menciptakan kebiasaan dan daya hafal secara reflektif. Kiai Yakin mengarahkan bahwa lagu bacaan dalam muraqabah harus sama. Untuk mengetahui bacaan santri dalam muraqabah, Kiai Yakin mempraktekkan lagu yang digunakan dan para santri diminta untuk mempraktekkannya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yudisium Hafidzah & Pelantikan Pengurus Masa Bakti 2020- 2021 Pondok Pesantren Al-Qur'an Asy-Syahadah Surabaya

Setelah mengalami penundaan karena wabah corona, Pesantren Al-Qur'an Asy-Syahadah Surabaya bisa melaksanakan Yudisium Hafidzah Al-Q...